Kementerian Sosial Apresiasi Tagana saat Bencana: Salah Satu Aset Kemensos Paling Berharga




 Menteri Sosial Juliari Batubara menggelar rapat evaluasi penanganan bencana di Jabodetabek pada Sabtu (7/2) kemarin. Rapat ini diikuti oleh 250 relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat.

Dalam kesempatan itu, Juliari mengapresiasi jajaran Tagana yang telah mengabdikan dirinya dalam penanganan bencana.
“Saya bilang kalau Kemensos tidak ada Tagana, kita tidak tahu harus ngapain. Itu ucapan yang paling tulus dan itu penghargaan yang tidak bisa dinilai dengan uang,” ucap Juliari dalam keterangannya, Senin (9/2).
Menurut Juliari, para relawan Tagana adalah aset berharga Kemensos yang bisa diandalkan, terutama saat terjadi bencana.
Semenjak menjabat sebagai Mensos, ia juga melihat bagaimana para Tagana ini turun ke lapangan dengan keadaan siaga sekalipun.
“Saya mewakili Kementerian Sosial izinkan sekali lagi untuk menyampaikan penghargaan dan apresiasi yang setinggi-tingginya untuk teman-teman Tagana semua. Karena tanpa kalian pastinya Menteri Sosial tidak bisa apa-apa pada saat bencana,” ungkapnya.
Ia menegaskan Indonesia adalah negara rawan bencana dan bisa terjadi kapan pun. Ia pun meminta seluruh pihak untuk waspada mengantisipasi bencana.
"Apakah itu banjir, gempa, letusan gunung berapi. Kemudian juga di samping bencana alam bencana sosial juga tetap kita harus waspada dan siaga,” tegasnya.
Juliari menilai kehadiran Tagana selama ini bisa meringankan, meminimalisasi beban, atau dapat meringankan beban korban bencana. Sebab, Tagana lahir dari community base dissaster management yang berasal dari masyarakat.
Lebih lanjut, ia berharap ke depannya bukan hanya sekadar jumlah Tagana yang dirawat, tetapi juga meningkatkan kualitas dan profesionalisme.
“Tahapan dan penjejangan dari Tagana Madya menjadi tagana utama yang tadinya Pratama menjadi Madya. Inilah penjenjangannya yang harus di perkuat,” tutup Juliari.
Dalam rapat evaluasi itu, turut hadir Sekretaris Jenderal Hartono Laras, Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Harry Hikmat, Dirjen Pemberdayaan Sosial Pepen Nazaruddin, Dirjen Rehabilitasi Sosial Edi Suharto, Kepala Badan Pendidikan Penelitian dan Penyuluhan Sosial (BPP3S) Syahabuddin

Posting Komentar

0 Komentar